Apakah
hukum seorang menantu yang berpura-pura baik di depan ibu mertua
sedangkan di belakang, menantu tersebut selalu menjelek-jelekkan ibu
mertuanya. Bahkan hal ini diketahui oleh suaminya. Apa yang seharusnya
dilakukan si suami dan apakah hukumnya jika dia hanya berdiam diri.
Ibu
mertua adalah seperti ibu kita sendiri. Memburuk-burukkan ibu sendiri
adalah petanda bahwa kita adalah anak yang tidak bersyukur. Menyakiti
hati ibu pula termasuk pertanda anak durhaka. Sebagai suami, tugas kita
yang terbaik adalah mencari sebab mengapa timbul situasi ini. Boleh jadi
ada sesuatu yang ibu kita tidak sadari, telah lakukan menyebabkan
isteri kita kurang hati. Boleh jadi juga isteri kita salah paham
terhadap sesuatu yang dilakukan oleh ibu kita. Atau boleh jadi juga, ada
sikap ibu kita yang tidak diterima oleh isteri kita.
Tanpa
menyalahkan pihak mana pun, kita betulkan kesalahpahaman tadi. Boleh
jadi, ada sesuatu yang isteri kita tidak perlu pikirkan, yang melibatkan
hal-hal mengenai ibu kita. Boleh jadi juga ada perangai yang kita perlu
jelaskan kepada isteri, bahwa ibu kita sebenarnya tidak bermaksud
seperti yang dia kira. Memahami suatu hal itu lebih indah dari pada
tergesa-gesa mengambil kesimpulan.
Selanjutnya,
isteri kita lebih menghormati ibu kita, dan ibu kita sudah tentu lebih
menyayangi menantu yang menghormatinya. Berdiam diri tanpa melakukan
apa-apa, jika bertujuan untuk membiarkan suasana reda adalah baik,
tetapi jika didiamkan dan membawa kepada suasana lebih buruk,
dikhawatirkan termasuk kategori suami dayus yang membiarkan anak isteri
terus menerus melakukan dosa.