Hutang Jadi Kekayaan Karena Doa Ini, Share Semoga Bermanfaat ...

Hutang piutang merupakan perkara yang dibolehkan dalam Islam. Akan tetapi muamalah satu ini diatur dengan ketat hingga semua ulama menulis khusus tentang bab hutang piutang dalam kitab-kitabnya. Seluk beluk hutang piutang telah diatur sesuai syariat berdasarkan dalil. Dengan itu diharapkan seseorang yang hendak bermuamalah hutang piutang dapat berjalan sesuai sunnah.


Bicara hutang memang sangat pelik. Jika usaha lancar hutang tidak akan terasa, tapi sebaliknya saat bangkrut dan gagal, hutang menumpuk dan tekanan semakin besar. Terlebih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
“Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai hutang dilunasi.”[HR. Ahmad, at-Tirmidzi, ad-Darim, Ibnu Majah, al-Baghawi ]
Telah diriwayatkan pula dalam sebuah hadits bahwa dahulu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepada para sahabatnya tentang hutang seorang jenazah sewaktu hidup. Ketika para sahabat menjawab bahwa jenazah tersebut masih mempunyai hutang maka Rasulullah tidak mau ikut menyolati.
Lalu datang Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu dan mengatakan kepada Rasulullah bahwa ia akan menanggung hutang si mayit tersebut karena ahli warisnya tidak ditinggali harta. Baru setelah ada yang menanggung, Rasulullah ikut shalat jenazah.
Karena Doa, Hutang jadi Kekayaan
Masalah hutang tidak hanya terjadi pada masa sekarang, dahulu kala juga ada sahabat yang berhutang. Bahkan ia kesulitan untuk membayar hutang. Namun, dengan berdoa kepada Allah akhirnya hutangnya menjadi kekayaan. Berikut kisah selengkapnya tentang orang yang mempunyai hutang jadi kekayaan karena doa ini.


Inilah doa agar lepas dari pusaran hutang, klik untuk melihat ukuran lebih besar.

“Wahai Allah Penguasa Langit, ‘Arsy yang Agung, dan penguasa segalanya. Wahai yang menurunkan taurat, injil dan al-Quran. Wahai yang membelah biji dan benih (menjadi tanaman). Tiada ilah selain Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari setiap kejahatan manusia yang jahat, sebab Engkau-lah yang menguasai ubun-ubunnya. Engkaulah yang pertama, yang tiada apa pun sebelum-Mu. dan Engkau-lah yang terakhir, yang tiada apa pun setelah-Mu. Engkau-lah yang dhahir, yang tiada apa pun di atas-Mu. dan Engkau-lah yang batin, yang tiada apa pun yang menghalangi-Mu. Lunasilah utang kami dan entaskan kami dari kefakiran.” [HR. Muslim no. 2713]

Doa tersebut diamalkan sebelum tidur. Insya Allah dengan tekad kita yang kuat untuk melunasi hutang, Allah akan memudahkan kita membayar hutang dengan cara yang tidak kita ketahui. Bagi siapapun yang berhutang hendaklah ingat akan hadits ini.
“Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia”. [HR. Ibnu Majah no. 2399]
Suatu hari, saat terjadi Perag Jamal, seorang bernama Zubeir berwasiat kepada anaknya Abdullah bahwa jika dirinya mati di medan pertempuran maka Abdullah diminta melunasi hutang-hutang ayahnya. Diambil dari harta yang ditinggalkan untuk anak-anaknya.
Sementara Zubeir memiliki banyak anak, ada sembilan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan. Pantas saja jika hal itu menjadi beban pikiran terberatnya di dunia. Lalu Zubeir berkata kepada Abdullah, anaknya:
“Hai putraku, jika engkau tak sanggup melakukan sesuatu demi melunasi utang ini, minta tolonglah kepada tuanku,” kata Zubeir khawatir harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk membayar hutang karena telah diwariskan.
Abdullah ternyata tidak mengerti apa yang dimaksud ayahnya, lalu ia menjawab: “Demi Allah, aku tidak paham apa maksudnya. Wahai Ayah, siapakah tuanmu itu?”
“Allah,” jawab Zubeir singkat.